Baru saja melihat acaranya Berani Jadi Miliader
(BJM) di salah satu statsiun TV yang berlogo burung Elang metrotvnews.com yang
banyak mengeluarkan program berita dan program informatif. Tertarik mengamati
orang-orang yang berani keluar dari zona nyaman, seperti para finalis
membuat saya tiba-tiba ingin mencari tahu apa yang menjadi latar belakang
mereka berani mengambil resiko dan memulai sesuatu yang baru, keluar dari
aktivitas bahkan dari zona aman dan nyaman yang sebelumnya mereka dapatkan.
Salah satu finalis program ini bernama Mujiati,
seorang Ibu yang diketahui sebelumnya berprofesi sebagai seorang make up artis
ini, memiliki kegemaran mengkonsumsi makanan pedas dan sambal. berbekal dari
hobi, kejelian melihat peluang pasar, dimana umumnya penduduk Indonesia merasa
belum nendang makannya bila tidak dilengkapi dengan sambal. Mujiati
memutuskan berhenti bekerja sebagai make up artis dan memulai usahanya dari
bisnis rumahan dengan memproduksi sambal rumahan dalam bentu kemasan. Produk
sambalnya kemudian mulai dikenal luas masyarakat, setelah dipasarkan melalui
media online dan memanfaatkan promosi melalui komunitas. Saat ini, sambal merk
"Cuk" sudah mulai disukai dan dicari oleh para penggemar dan pemburu
sambal.
Berbeda dengan Ibu Susi Pujiastuti yang saat ini
menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, dari beliau saya banyak belajar tentang
keberanian meniadakan garis atau batasan, sehingga bisa lebih berbuat banyak
karya dan manfaat bagi kehidupan. Dari berbagai pro kontra tentang penampilan
beliau, yang bagi pandangan umum dianggap "kurang wajar" perempuan
berpenampilan seperti beliau, banyak hal yang bisa kita petik sebagai pelajaran
dan sebagai kacamata lain dalam memandang kehidupan.
Sebagaimana saya ungkapkan di atas, bahwa
ketertarikan saya mengamati orang-orang yang berani keluar dari zona nyaman,
punya pemikiran diluar mainstream atau lebih dikenal dengan out of the
box, membuat saya ingin menuliskan dari apa yang saya baca dan temui tentang
mereka yang punya keberanian yang membuat mereka bisa lebih banyak berbuat dan
bermanfaat dalam kehidupan ini. Setelah saya membaca tulisan dari wall facebook
dosen saya https://www.facebook.com/melani.abdulkadirsunito?fref=ts tentang
sosok menteri nyentrik ini, meskipun saya tidak mengenalnya secara pribadi dan
belum pernah bertemu secara langsung, namun ada beberapa hal yang mendorong
saya untuk menuliskan kembali pernyataannya dalam tulisan yang dipublish sama
dosen saya tersebut, sebagai pengingat diri saya sendiri. Kalimat yang
diucapkannya yang menurut saya cukup powerful itu adalah "Menjadi orang dengan
pikiran merdeka, itulah saya," katanya Ibu Susi. Dengan berpikir merdeka,
akan menepis semua ketakutan, kekhawatiran, juga stereotipe bahwa
seseorang tak bisa maju karena ini dan itu. "Saya masuk dunia bisnis yang
keras. Tak bisa tidak, saya harus berpikir merdeka. I can only lead if
I have free mind," katanya Ibu Susi dalam share tulisan yang saya
temui di wall facebook .
Bagaimana tidak powerful,
berbekal tekad dan keyakinan yang dimilikinya, stigma yang melekat pada sesosok
Ibu Susi sebagai orang yang drop out di Sekolah Menengah (belakangan dari
tulisan Renald Kasali http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/11/03/054500426/Mooryati.Soedibyo.Dian.Sastro.dan.Metakognisi.Susi.Pudjiastuti)
diketahui pilihan drop out itu diputuskan secara sadar oleh Ibu Susi justru
membawa jalan kepada kehidupan yang di luar kebiasaan orang pada umumnya. Ibu
Susi menjalani Kehidupan yang penuh tantangan, dan membutuhkan keberanian dan
kemampuan belajar yang lagi-lagi kemampuan out of the box lah yang justru
membawa kesuksesan tersendiri buat Ibu Susi.
Sebagai contoh, disebutkan
dalam tulisan ini bahwa kemampuan Bahasa Inggris yang dikuasai Ibu Susi
diperoleh dari kebiasaan membaca novel. Beberapa 'burden' yang bisa saja
membatasi geraknya, seperti dia perempuan, tidak berpendidikan tinggi, tumbuh
di desa nelayan di Pangandaran dapat ia terabas. Bahwa ia merintis usahanya
mulai dengan berjualan seprai, bed cover. Kemudia usahanya mulai
mengalami perubahan saat terdapat permintaan udang segar dari restoran di
Jakarta. Udang segar dari nelayan pun diangkut dari Pangandaran ke Jakarta
dengan pesawat kecil. Dari sinilah awal mulanya rintisan usaha pesawat
sewanya dimulai hingga berkembang dan dicari untuk distribusi berbagai
keperluan ke pelosok tanah air, dimana belum ada pihak swasta lain yang berani
mengambil jalur.
Menyambung dengan apa yang
saya lihat tadi di tayangan BJM itu, beberapa orang bisa menjadi di atas
rata-rata hanya jika ia mampu keluar dari batas-batas yang menghalangi ruang
geraknya. Batas-batas itu dapat berupa pikiran atau cara pandang yang tidak
terbuka terhadap kemugkinan atau padangan lain. Menjadi out of the box adalah bagaimana kita
berpikir dan kemudian menciptakan gagasan di luar kebiasaan-kebiasaan yang ada,
untuk menjawab suatu tantangan. Sebagaimana beberapa orang yang di luar
rata-rata, umumnya mereka memiliki keyakinan bahwa tak boleh ada halangan yang
tak bisa diatasi.
Dalam akhir tulisan yang saya
temui pesan (Ibu Susi) yang akan saya simpan buat diri saya sendiri "Runtuhkan
dulu tembok-tembok di kepalamu. Berpikirlah merdeka, baru kau bisa melakukan
apa saja."